Merasadirinya sudah tua dan harus ada yang meneruskan tahta kepemimpinannya, yaitu anaknya seorang putra Mahkota Pangeran Hasan. Untuk itu dipanggillah sang pangeran menghadap ke istana kerajaan. Sampailah pangeran Hasan sang Putra mahkota dihadapan sang baginda raja, ayahandanya tercinta. DongengCerita Pangeran Kodok dan Putri Bungsu Dari Buku Cerita Rakyat Brothers Grimm Pada suatu masa, hiduplah seorang raja dan putri-putrinya yang cantik jelita. Putri termuda paling cantik di antara putri-putri lainnya. Di dekat istana, terdapat hutan yang rimbun dengan pepohonan. Salah satu pohon di hutan itu memiliki daun berbentuk hati. SangPutri menjerit. Dia kemudian terbangun. Diingatnya kembali mimpinya yang barusan dialaminya. "Pangeran Tampan!" desisnya dalam hati. Dia berencana akan mencari Pangeran itu dalam hutan besok pagi. Namun muncul kembali kekuatiran dalam dirinya. Pangeran tampan diserap masuk ke dalam hutan. Sementara hutan itu adalah hutan larangan. Putrisalju bersedia dan para kurcaci juga turut senang. Putri Salju pun ini tinggal bersama sang pangeran di kerajaan. Mereka pun hidup bahagia bersama di sana. Meskipun begitu, putri salju bukanlah kacang yang lalai dengan kulitnya. Ia kerap mengunjungi para kurcaci di rumah mereka. Sang putri salju juga kerap kali mengundang kurcaci untuk Karenadibawa oleh sang Pangeran, mereka mau menerima kehadiran sang Putri. "Kenapa kau tidak merasa jijik padaku?" tanya sang Putri. "Aku tidak melihat rupamu. Aku melihat kebaikan hatimu," jawab sang Pangeran. "Terima kasih, Pangeran." Tanpa sang Putri sadari, wajahnya tiba-tiba berubah. Bintik-bintik merah di wajahnya hilang. Salahsatu cerita anak yang cukup terkenal adalah kisah pangeran kodok dan putri kerajaan. Tanpa berlama-lama, kali ini dongeng anak: pangeran kodok dan putri kerjaan yang bisa S0ExG. Dongeng Putri Tidur - Dahulu kala, terdapat sebuah negeri yang dipimpin oleh raja yang sangat adil dan bijaksana. Rakyatnya makmur dan tercukupi semua kebutuhannya. Tapi ada satu yang masih terasa kurang. Sang Raja belum dikaruniai keturunan. Setiap hari raja dan permaisuri selalu berdoa agar dikaruniai seorang anak. Akhirnya, doa raja dan permaisuri dikabulkan. Setelah 9 bulan mengandung, permaisuri melahirkan seorang anak wanita yang cantik. Raja sangat bahagia, ia mengadakan pesta dan mengundang kerajaan sahabat serta seluruh rakyatnya. Raja juga mengundang 7 penyihir baik untuk memberikan mantera baiknya. "Jadilah engkau putri yang baik hati", kata penyihir pertama. "Jadilah engkau putri yang cantik", kata penyihir kedua. "Jadilah engkau putri yang jujur dan anggun", kata penyihir ketiga. "Jadilah engkau putri yang pandai berdansa", kata penyihir keempat. "Jadilah engkau putri yang bijaksana", kata penyihir kelima. "Jadilah engkau putri yang pandai menyanyi", kata pneyihir keenam. Sebelum penyihir ketujuh memberikan mantranya, tiba-tiba pintu istana terbuka. Sang penyihir jahat masuk sambil berteriak, "Mengapa aku tidak diundang ke pesta ini?" Penyihir terakhir yang belum sempat memberikan mantanya sempat bersembunyi dibalik tirai. "Karena aku tidak diundang, aku akan mengutuk anakmu." Penyihir tua yang jahat segera mendekati tempat tidur sang putri sambil berkata, "sang putri akan mati tertusuk jarum pemintal benang, ha ha ha ha!..". Si penyihir jahat segera pergi setelah mengeluarkan kutukannya. Para undangan terkejut mendengar kutukan sang penyihir jahat itu. Raja dan permaisuri menangis sedih. Pada saat itu, muncullah penyihir baik yang ketujuh. "Jangan khawatir, aku bisa meringankan kutukan penyihir jahat," ujar penyihir ketujuh. "Sang putri tidak akan wafat, ia hanya akan tertidur selama 100 tahun setelah terkena jarum pemintal benang, dan ia akan terbangun kembali setelah seorang pangeran datang padanya", lanjut penyihir ketujuh. Setelah kejadian itu, raja segera memerintahkan agar semua alat pemintal benang yang ada di negerinya segera dikumpulkan dan dibakar. Enam belas tahun kemudian, sang putri telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan baik hati. Tidak berapa lama raja dan permaisuri melakukan perjalanan ke luar negeri. Sang putri yang cantik tinggal di istana. Ia berjalan-jalan keluar istana. Ia masuk ke dalam sebuah puri. Di dalam puri itu, ia melihat sebuah kamar yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia membuka pintu kamar tersebut dan ternyata di dalam kamar itu, ia melihat seorang nenek sedang memintal benang. Setelah berbicara dengan nenek tua, sang putri duduk di depan alat pemintal dan mulai memutar alat pemintal itu. Ketika sedang asyik memutar alat pintal, tiba-tiba jari sang putri tertusuk jarum alat pemintal. Ia menjerit kesakitan dan tersungkur di lantai. "Hi hi hi..... tamatlah riwayatmu!", kata sang nenek yang ternyata adalah si penyihir jahat. Hilangnya sang putri dari istana membuat khawatir orang tuanya. Semua orang diperintahkan untuk mencari sang putri. Sang putri pun ditemukan. Tetapi ia dalam keadaan tak sadarkan diri. "Anakku! malang sekali nasibmu" ratap raja. Tiba-tiba datanglah penyihir muda yang baik hati. "Jangan khawatir, tuan putri hanya akan tertidur seratus tahun," kata penyihir. "Tapi ia tidak akan sendirian. Aku akan menidurkan kalian semua," lanjutnya sambil menebarkan sihirnya ke seisi istana. Kemudian, penyihir itu menutup istana dengan semak berduri agar tak ada yang bisa masuk ke istana. Seratus tahun yang panjang pun berlalu. Seorang pangeran dari negeri seberang kebetulan lewat di istana yang tertutup semak berduri itu. Menurut cerita orang desa di sekitar situ, istana itu dihuni oleh seekor naga yang mengerikan. Tentu saja pangeran tidak percaya begitu saja pada kabar itu. "Akan kuhancurkan naga itu," kata sang pangeran. Pangeran pun pergi ke istana. Sesampai di gerbang istana, pangeran mengeluarkan pedangnya untuk memotong semak belukar yang menghalangi jalan masuk. Namun, setelah dipotong berkali-kali semak itu kembali seperti semula. "Semak apa ini?" kata pangeran keheranan. Tiba-tiba muncullah seorang penyihir muda yang baik hati. "Pakailah pedang ini," katanya sambil memberikan sebuah yang pangkalnya berkilauan. Dengan pedangnya yang baru, pangeran berhasil masuk ke istana. "Nah itu dia menara yang dijaga oleh naga." Pangeran segera menaiki menara itu. Penyihir jahat melihat kejadian itu melalui bola kristalnya. "Akhirnya kau datang, pangeran. Kau pun akan terkena kutukan sihirku!" Penyihir jahat itu bergegas naik ke menara. Ia menghadang sang pangeran. Hai pangeran! jika kau ingin masuk, kau harus mengalahkan aku terlebih dahulu!" teriak si penyihir. Dalam sekejap, ia merubah dirinya menjadi seekor naga raksasa yang menakutkan. Ia menyemburkan api yang panas. Pangeran menghindar dari semburan api itu. Ia menangkis sinar yang terpancar dari mulut naga itu dengan pedangnya. Ketika mengenai pangkal pedang yang berkilau, sinar itu memantul kembali dan mengenai mata sang naga raksasa. Kemudian, dengan secepat kilat, pangeran melemparkan pedangnya ke arah leher sang naga. "Aaaaa....!" Naga itu jatuh terkapar di tanah, dan kembali ke bentuk semula, lalu mati. Begitu tubuh penyihir tua itu lenyap, semak berduri yang selama ini menutupi istana ikut lenyap. Di halaman istana, bunga-bunga mulai bermekaran dan burung-burung berkicau riang. Pangeran terkesima melihat hal itu. Tiba-tiba penyihir muda yang baik hati muncul di hadapan pangeran. "Pangeran, engkau telah berhasil menghapus kutukan atas istana ini. Sekarang pergilah ke tempat sang putri tidur," katanya. Pangeran menuju ke sebuah ruangan tempat sang putri tidur. Ia melihat seorang putri yang cantik jelita dengan pipi semerah mawar yang merekah. "Putri, bukalah matamu," katanya sambil menggengam tangan sang putri. Pangeran mencium pipi sang putri. Pada saat itu juga, hilanglah kutukan sang putri. Setelah tertidur selama seratus tahun, sang putri terbangun dengan kebingungan. "Ah apa yang terjadi?Siapa kamu?"tanyanya. Lalu pangeran menceritakan semua kejadian yang telah terjadi pada sang putri. "Pangeran, kau telah mengalahkan naga yang menyeramkan. Terima kasih pangeran," kata sang putri. Ketika melihat sang putri dalam keadaan sehat, raja dan permaisuri sangat bahagia. Mereka sangat berterima kasih pada sang pangeran yang gagah berani. Kemudian pangeran berkata, "paduka raja, hamba punya satu permohonan. Hamba ingin menikah dengan sang putri." Raja pun menyetujuinya. Hari pernikahan sang putri dan pangeran pun tiba. Orang berbondong-bondong datang dari seluruh pelosok negeri untuk mengucapkan selamat. Tujuh penyihir yang baik juga datang dengan membawa hadiah. Dongeng sebelum tidur Putri Hening dan Pangeran Taka. Dahulu kala, Raja Nusa mempunyai seorang putra bernama Pangeran Taka. Sang pangeran suka sekali bermain dengan bola emasnya. Suatu hari, ia asyik sendiri bermain dengan bola emasnya di dekat sebuah mata air. Saat itu, datanglah seorang nenek membawa sebuah kendi air. Wanita itu berlutut untuk mengambil air di mata air. Tiba-tiba timbul niat iseng di hati Pangeran Taka. Ia sengaja melempar bola emasnya sehingga kena ke kendi nenek itu sampai pecah. Nenek itu tidak berkata apa-apa. Tanpa bicara, ia pergi dan kembali lagi membawa sebuah kendi lain. Namun, untuk kedua kalinya Pangeran Taka melempar bolanya dan memecahkan kendi si nenek. Nenek itu kini menjadi marah. Namun ia tak berani mengucapkan sepatah katapun karena ia takut pada Raja Nusa. Nenek ini lalu meminjam uang pada tetangganya dan membeli kendi ketiga. Untuk ketiga kalinya, ia datang lagi ke mata air untuk mengambil air. Namun lagi-lagi, Pangeran Taka iseng melempari kendi si nenek dengan bola emasnya. Untuk ketiga kalinya juga kendi itu pecah berkeping-keping. Kali ini, nenek itu tak dapat menahan amarahnya lagi. Ia mendekati sang pangeran dan berbisik seperti mengutuk. "Aku hanya akan mengatakan ini padamu, Pangeran Taka! Badanmu akan selalu lemah dan sakit-sakitan kecuali kau berhasil membuat Putri Hening berbicara,” ujarnya, lalu pergi dari tempat itu. Pangeran Taka tidak mengerti arti perkataan nenek itu. Tahun demi tahun pun berlalu. Ia tumbuh semakin dewasa, namun tubuhnya semakin lemah dan sakit-sakitan. Pangeran Taka tidak selera makan. Tubuhnya kurus dan wajahnya pucat tidak sehat. Raja Nusa tidak tahu, penyakit apa yang diderita anaknya. Ia memanggil tabib untuk memeriksa Pangeran Taka. Namun tak ada yang bisa menemukan penyebab penyakitnya. Karena penasaran, Raja Nusa bertanya pada putranya, apa penyebab pertama ia menderita penyakit itu. “Bertahun-tahun lalu, aku tiga kali berturut-turut sengaja memecahkan kendi seorang nenek. Nenek itu marah dan sepertinya mengutuki aku. Itu sebabnya aku sakit begini. Tabib tak akan bisa menyembuhkan aku,” kata Pangeran Taka. “Ayah, aku rasa, aku bisa sehat kembali kalau berhasil bertemu Putri Hening. Aku harus membuat putri itu berbicara. Izinkanlah aku pergi mencarinya. Supaya aku terbebas dari kutukan ini,” ujar Pangeran Taka lagi. Raja Nusa sadar, Pangeran Taka bisa meninggal kalau penyakit misteriusnya tidak sembuh. Maka, dengan berat hati, ia mengizinkan Pangeran Taka pergi dengan membawa seorang pelayan setia. Malam itu juga, Pangeran Taka dan pelayannya memulai perjalanan mencari Putri Hening. Di perjalanan, kadang mereka lupa tidur dan makan. Enam bulan kemudian, penampilan mereka sudah seperti sepasang pengembara kumal. Tidak ada yang mengira kalau mereka adalah pangeran dan pelayannya. Pada suatu hari, mereka tiba di puncak sebuah gunung. Bebatuan dan tanah di puncak gunung itu, tampak berkilau cemerlang bagai matahari. Pangeran Taka dan pelayannya menjadi takjub. Mereka berjalan mengelilingi puncak gunung itu. Pada saat itu, seorang kakek mendekati mereka. Designed by Canva Dongeng Anak Putri Kenanga dan Pangeran Jati - Apakah teman-teman pernah terbayang kalau kakak atau adikmu disihir menjadi seekor angsa? Apa yang akan kamu lakukan jika hal ini terjadi? Dongeng anak hari ini akan menceritakan tentang Pangeran Jati yang disihir menjadi angsa dan dikurung di danau oleh penyihir. Saudara kembarnya, yaitu Putri Kenanga berusaha untuk menyelamatkan Pangeran Jati dan warga kerajaan lainnya. Seperti apa kelanjutan kisahnya? Simak bersama-sama di sini, yuk! Putri Kenanga dan Pangeran Jati Cerita oleh Dok. Majalah Bobo Dahulu kala, di sebuah kerajaan, hiduplah dua anak kembar raja. Mereka adalah Putri Kenanga dan Pangeran Jati. Ayah ibu mereka telah meninggal ketika wabah melanda kerajaan itu dua tahun lalu. Salah satu dari kedua anak kembar itu, nantinya akan memerintah kerajaan itu pada saat berumur 21 tahun. Untuk sementara, Ki Sakti, penasihat kerajaan, menjadi wali mereka. Tak lama setelah raja dan permaisurinya meninggal, muncullah seorang penyihir jahat di kerajaan itu. Namanya Ni Hejo. Ia mendirikan pondoknya di tepi hutan jati, di perbatasan kerajaan itu. Di dekat pondok Ni Hejo, terdapat sebuah danau besar. Danau itu tadinya kosong. Namun makin lama, makin banyak angsa yang berenang di danau itu. Baik angsa besar maupun angsa kecil. Mereka tidak bisa terbang ataupun lari dari situ, karena danau itu sudah dikelilingi sihir Ni Hejo. Warga kerajaan mulai membicarakan Ni Hejo. Mereka resah, karena angsa-angsa itu ternyata adalah penduduk desa yang mencari kayu atau jamur sampai melewati batas hutan jati. Mereka ditangkap Ni Hejo dan disihir menjadi angsa. “Kenanga, aku harus segera menangkap Ni Hejo. Penyihir itu sudah menangkap banyak warga desa kita. Kita tidak bisa menunda lagi,” kata Pangeran Jati pada suatu hari. “Aku sudah meminta Ki Sakti menyelidiki Ni Hejo. Jangan lalukan apapun sebelum kita tahu kelemahan penyihir itu. Kita tunggu dulu hasil penyeidikan Ki Sakti,” saran Putri Kenanga. Baca Juga Dongeng Anak Liam yang Beruntung MendongenguntukCerdas Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan

dongeng sang putri dan pangeran